Bandung – Setiap anak dilahirkan dengan keistimewaannya masing-masing, sehingga membutuhkan dukungan edukasi untuk pengembangan diri. Maka pendidikan harus lebih bisa mengakomodasi keberagaman peserta didik secara karakter, minat, bakak dan potensi yang dimiliki melalui Penerapan Kurikulum Merdeka di Kota Bandung, Selasa (05/07/2022).

Menyikapi kebijakan pemerintah pusat melalui Kemendikbudristek, Dinas Pendidikan Kota Bandung menggelar workshop dalam hal penerapan Kurikulum Merdeka di setiap Satuan Pendidikan. Program ini bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik.

Kurikulum Merdeka diterapkan sebagai opsi tambahan terlebih dahulu selama tahun 2022 – 2024 dalam rangka pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar dalam arahannya pada Workshop Kurikulum Merdeka di empat sekolah di antaranya SMPN 22, SMPN 66, SMPN 13, dan SDN 113 Banjarsari.

Kadisdik menyampaikan, menyikapi kebijakan pemerintah pusat Kemendikbudristek untuk menjawab bagaimana sumber daya manusia Indonesia yang hasil Analisa dari  Programme For International Student Assessment (PISA) itu memang masih jauh di bawah standar yang diharapkan. Maka dari itu melalui proses yang sangat luar biasa, tentu saja berbagai kajian kemudian juga melibatkan para pakar dan para ahli dibuat Kurikulum Merdeka.

“Pendidikan saat ini harus lebih bisa mengakomodasi keberagaman peserta didik secara karakter, minat, bakat dan potensi yang dimilikinya. Seperti kata-kata mutiara yang disampaikan oleh Einstein dont judge a fish by its ability to climb a tree yang bisa diartikan tidak mungkin kita bisa melakukan penilaian seekor ikan terhadap kemampuannya untuk memanjat sebuah pohon,” jelas Hikmat, Bandung, Selasa (05/07/2022).

Menurutnya, setiap peserta didik hakikatnya pasti memiliki kelebihan dan potensi yang bisa digali lalu dimaksimalkan. Selain itu, sudah menjadi tugas pendidik untuk bisa mendeteksi dan mampu memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik dengan menciptakan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik tersebut.

Hikmat berharap dengan merdeka belajar, dilakukan ujian yang bermakna, serta sampaikan soal atau materi yang mampu membuat anak untuk menalar. Karena peserta didik akan mengekspresikan apa yang dilihat, dirasakan, dan apa yang dibaca dengan caranya sendiri.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Tantan Syurya Santana menambahkan, Kurikulum Merdeka menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila melalui perwujudan Pelajar Indonesia sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Yakni dengan enam ciri utama di antaranya beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. *** (amf/fat/irv)

 

Tim Kehumasan Dinas Pendidikan Kota Bandung


Editor: Siti Fatonah