Bandung – Anak-anak tidak terlepas dari yang namanya mainan yang diberikan oleh orang tua. Tentu saja sering kali, mainan yang dibeli disesuaikan dengan jenis kelamin. Lalu sebetulnya, apakah perlu membatasi atau membedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?
Setidaknya ada pertimbangan saat orang tua membelikan ananda mainan, seperti anak perempuan diberi boneka sementara laki-laki mobil-mobilan atau robot. Mengapa harus begitu? Apakah perlu dibedakan? Kalau orang tua membebaskan ananda untuk memilih mainannya sendiri bagaimana?
Banyak pertanyaan para orang tua terkait hal ini, yang perlu dipahami fungsi dari mainan ini sebagai media hiburan anak. Dengan mainan tersebut dapat membantu perkembangan motorik hingga mengasah imajinasi anak.
Melansir dari berbagai sumber, Simon Baron-Cohen, Profesor Psikopatologi Perkembangan di Universitas Cambridge mengatakan otak anak perempuan dan dan laki-laki terbentuk secara berbeda. Anak perempuan cenderung lebih empati dan peka terhadap orang lain sehingga lebih suka mengobrol atau bermain peran. Sementara anak laki-laki lebih suka bermain aktif dan cenderung menggunakan fisik.
Namun, kata Ahli tidak berlaku sebagai sebuah keharusan dan setiap anak pasti memiliki karakter yang berbeda. Jadi disarankan orang tua memberikan anak-anaknya pengalaman bermain seluas mungkin tanpa batasan. Jadi tidak ada peraturan tertulis yang menyatakan, anak perempuan harus bermain boneka dan laki-laki robot.
Jadi bolehkah membedakan mainan untuk anak?
Psikolog Perkembangan Anak dan Play Therapist, Mayke S Tedjasaputra, psikolog Rika Ermasari, S.Psi, Ct, CHt dari Brawijaya Women and Children Hospital mengatakan, mainan anak semestinya tidak dibedakan berdasarkan gender.
Boneka tidak hanya mainan khusus untuk anak perempuan, namun juga bisa diberikan pada anak laki-laki. Bermain boneka justru bisa memberi manfaat untuk anak laki-laki, terutama saat ia berusia empat tahun,. Karena di usia tersebut, anak-anak mulai senang bermain peran atau menggunakan imajinasinya. Nah, bermain boneka dapat membantu anak untuk memenuhi kebutuhannya bermain peran misal bermain peran sebagai ayah atau kakak laki-laki bagi anak laki-laki.
Ahli juga mengatakan, orang tua tidak perlu khawatir bila anak laki-laki bermain boneka atau sebaliknya, karena setiap anak ada masanya menyukai mainan yang diminati. Namun dibutuhkan pemahaman dan menyediakan permainan yang sesuai dengan usia serta tahap tumbuh kembang anak.
Dampak Membedakan Mainan Terhadap Tumbuh Kembang Anak
Membedakan mainan anak berdasarkan gender justru akan membatasi jangkauan kemampuan atau keterampilan yang bisa dikembangkan bagi ananda. Akibatnya, anak jadi kurang bisa mengembangkan minat diri dan bakatnya dengan maksimal. Namun orang tua harus tetap membimbing ananda di setiap masa tumbuh kembangnya. *** (fat/irv)
Editor: Siti Fatonah
Disdik Tindaklanjuti Tindak Kekerasan pada Siswa dan Menugaskan Tim Satgas PPKSP
24-02-2025
SIARAN PERS – Innalilahi, Dua Ruang Kelas SDN 042 Gambir Bandung Atapnya Ambruk
07-09-2023
Sebanyak 272 Kepala Sekolah jenjang SD Kota Bandung Mengikuti Kegiatan Kepramukaan Dasar
11-08-2023
Kontingen Kota Bandung Cabor Bulu Tangkis SMP Raih Juara 2 O2SN Tingkat Jabar
11-08-2023
Raih Juara Umum, 3 Cabor Kontingen Kota Bandung Akan Mewakili O2SN Tingkat Nasional 2023
11-08-2023
SIARAN PERS – Gebyar Pekan Kreativitas PAUD Sebagai Ajang untuk Mewujudkan Bakat dan Kemampuan Siswa
04-08-2023
Puluhan Siswa SMP Kota Bandung akan Ikuti Kegiatan O2SN dan GSI tingkat Jawa Barat 2023
31-07-2023
Siaran Pers – Masuki Tahun Politik, Kadisdik: ASN Harus Netral, Tidak Berpihak ke Satu Partai Politik
26-07-2023