Ekspos Karya Literasi tahun 2019 diharapkan jadi wahana yang tepat untuk saling berbagi inspirasi dalam menggerakkan literasi di sekolah. Seperti diketahui, literasi ini penting untuk menjadikan generasi yang inovatif dan produktif.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan SMP Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hadiana Soeriaatmadja mengemukakan bahwa tahapan Gerakan Literasi dimulai dengan pembiasaan, pembelajaran, hingga pengembangan. Dari situ dapat dihasilkan banyak karya.
"Ternyata literasi tidak sebatas baca tulis. Lebih dari itu menghasilkan puisi hingga lahir vokal grup. Ini baik untuk menghasilkan generasi yang lebih percaya diri lagi," tuturnya saat membacakan naskah sambutan Kepala Dinas Pendidikan pada Ekspos Karya Literasi 2019 di Aula SMP Harapan Kasih, Mekarwangi, Bojongloa Kidul, Selasa (10/9/2019).
Kegiatan yang dihadiri 1.000 orang ini ditujukan untuk semakin membudayakan Gerakan Literasi di Kota Bandung. Diharapkan juga sebagai role model positif serta saling berbagi ide implementasi Gerakan Literasi Sekolah.
Di samping gelar pameran karya literasi guru maupun siswa, dalam kegiatan itupun dilakukan peluncuran majalah Geliat Gemilang. Media cetak yang dikelola Pokja Literasi Kota Bandung itu dibuat untuk menampung karya literasiDibarengi berupa artikel, opini, puisi, cerpen maupun lainnya.
Menyinggung penerbitan Majalah Geliat Gemilang, Hadiana menilai bahwa majalah itu sebagai wahana tukar menukar ilmu kegiatan hasil karya literasi sehingga menjadi inspirasi positif untuk meningkatkan literasi di sekolah.
"Manfaatkan majalah ini untuk meningkatkan kemampuan menulis, menyebarkan informasi, dan sebagainya," sambungnya.
Dia pun mengajak seluruh insan pendidikan untuk menyukseskan Bandung menulis dan Bandung berkarya. Dengan demikian perkembangan mengenai pendidikan Kota Bandung bisa tersebar luas.
"Dan terutama dapat menjadi inspirasi bagi orang lain untuk bergerak bersama meningkatkan mutu pendidikan di Kota Bandung," tutupnya.
Tim Majalah Geliat Gemilang, Yulia Yulianti menjelaskan kehadiran majalah tersebut sangat diperlukan untuk mewadahi karya baik guru, kepala sekolah, pengawas, maupun siswa.
"Dalam majalah itu bisa mengangkat apapun bahkan informasi Dinas Pendidikan bisa tersebar. Ada artikel, resensi buku, karyaku, cerita bergambar, lagu, tip & trik, dan lain sebagainya," katanya.(FZ-TimKehumasanDisdik)
