Bandung – Hari pertama masuk sekolah setelah libur semester satu tahun ajaran 2021/2022, ada rasa bahagia yang berbeda dari sebelumnya. Kerinduan bertemu dengan Kepala Sekolah, Ibu Bapak guru dan teman-teman terbayarkan dengan diizinkannya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) maksimal 100 persen di Kota Bandung pada Senin, (10/1/2022).
Sesuai regulasi SKB 4 Menteri terbaru terkait pelaksanaan PTMT, bahwa Pemerintah Daerah diperbolehkan untuk menggelar sekolah tatap muka maksimal 100 persen. Termasuk di Kota Bandung yang sudah menerapkan PTMT maksimal di 330 Satuan Pendidikan.
Para siswa begitu antusias datang ke sekolah sesuai dengan jadwal sesi rombongan belajar (rombel) di sekolah. Tiba di gerbang sekolah, petugas menyapa dan mengarahkan siswa untuk melakukan skrining terlebih dahulu. Mulai dari cek suhu tubuh, mencuci tangan dan langsung diarahkan untuk ke kelasnya masing-masing dengan tetap menjaga jarak dengan siswa lainnya.
Mohammad Miftah Raazzaq Airenanta, siswa SMPN 43 Bandung mengatakan sangat senang bisa kembali belajar ke sekolah secara penuh di kelas. Sehingga bisa bertemu dan belajar bersama kembali.
“Senang banget bisa ketemu teman-teman, apalagi kan udah lama nggak ketemu. Kalaupun ketemu sebentar tapi hari ini full teman sekelas. Senang juga bisa ketemu guru-guru,” kata Miftah di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Hal senanda pun diungkapkan Rafie Rabbani Ferdiansyah, siswa SMPN 43 Bandung. Setelah dua tahun akhirnya di hari pertama sekolah 2022 bisa bertemu guru dan teman-teman secara full. PTMT 100 persen ini bisa penyemangat untuk lebih giat lagi belajar.
“Sekolah tatap muka 100 persen ini, bisa bikin kita kembali bersemangat lagi untuk belajar bersama teman – teman,” ungkap Rafie.
Selain rasa syukur dan bahagia karena bisa kembali ke sekolah, Nadia Yanuar Eka Putri yang juga siswa SMPN 43 Bandung mengingatkan kepada seluruh teman-temannya untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Ini sebagai pembiasaan yang baik agar PTMT berjalan dengan lancar dan nyaman.
“Semoga semuanya berjalan lancar, tidak ada halangan. Tetap patuhi protokol kesehatan ya teman-teman,” ucap Nadin.
Agar PTMT di Kota Bandung berjalan dengan lancar dengan harapan bisa terus dilaksanakan secara maksimal di seluruh Satuan Pendidikan tentu perlu didukung oleh semua pihak. Selain pemerintah daerah, orang tua pun sangat berperan untuk mengsukseskan teruma terkait perizinan Ananda untuk kembali ke sekolah.
Titiek Isbandiah selaku guru sekaligus Kesiswaan di SMPN 43 Bandung mengatakan, para guru pun sama, begitu senang bisa Kembali ke sekolah secara maksimal. Para guru bisa melihat antusiasme dengan keunikan karakter setiap siswa.
“Pada saat saya masuk kelas anak-anak menyambut Bahagia. Kita pun bisa Kembali mendidik para siswa secara langsung dan semangat untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Titiek.
Dinas Pendidikan Kota Bandung mengimbau kepada seluruh Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, orang tua siswa serta siswa untuk tidak kendor protokol kesehatan di manapun. Ini merupakan tanggung jawab bersama, dengan harapan seluruh Satuan Pendidikan di Kota Bandung bisa segera dilaksanakan secara maksimal. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Sebanyak 2.639 Satuan Pendidikan di Kota Bandung mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Pada hari pertama masuk sekolah semester genap tahun ajaran 2021/2022 berjalan lancar dan mentaati protokol kesehatan, Senin (10/1/2022).
Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan pemantauan di beberapa sekolah untuk memastikan kegiatan PTMT ini berjalan sesuai dengan pedoman. Yakni mulai dari kedatangan siswa, di ruang kelas dan pulang sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar melakukan pemantauan PTMT di SMP Negeri 43 Bandung. Ia bersyukur bahwa seluruh warga sekolah sudah mengikuti protokol kesehatan.
“Secara keseluruhan PTMT berjalan dengan baik, diawali dengan kedatangan anak-anak masuk, dilakukan pemeriksaan oleh tim Satgas lalu diarahkan ke ruangan kelas,” kata Hikmat di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Hikmat pun mengapresiasi kepada seluruh Satuan Pendidikan yang melaksanakan PTMT, mudah-mudahan kegiatan pembelajaran ini efektif dan efisien sehingga menghasilkan pembelajaran yang maksimal atau optimal,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra menjelaskan bahwa PTMT di Kota Bandung semester genap tahun ajaran 2021/2022 dibagi menjadi beberapa kelompok. Di mana kelompok 1 sebanyak 330 sekolah diizinkan untuk PTMT maksimal 100 persen. Sementara Kelompok 2 yakni 1.677 sekolah diizinkan kuota maksimal 75 persen.
“Untuk kelompok 3 sebanyak 632 sekolah diizinkan PTMT dengan kapasitas maksimal 50 persen, dan bagi sekolah yang belum PTMT akan segera dilakukan verifikasi lapangan agar bisa ikut melaksanakan sekolah tatap muka,” jelas Cucu di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Menurutnya, Dinas Pendidikan Kota Bandung akan terus memantau seluruh Satuan Pendidikan dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Kewilayahan, Satpol PP dan lainnya agar PTMT berjalan lancar dan aman. Selain itu, surveillance pun akan terus dilaksanakan untuk mengetahui kondisi di lapangan.
“Apabila nanti ditemukan dari hasil surveillance di bawah 5 persen, maka 5×24 jam satuan Pendidikan itu akan menghentikan pelaksanaan PTMT. Jika di atas 5 persen maka satuan Pendidikan akan menghentikan 14×24 jam,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 43 Bandung, Khaerawati mengungkapkan rasa syukur karena bisa melaksanakan PTMT secara maskimal 100 persen. Namun, pihaknya pun tetap waspada dan berhati-hati untuk tetap meningkatkan protokol kesehatan agar tatap muka berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan, sebelum pelaksanaan PTMT 100 persen, pihaknya memastikan para guru dan siswa hadir ke sekolah dalam kondisi sehat serta mematuhi protokol kesehatan mulai dari kedatangan, di ruang kelas hingga pulang sekolah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) pun dibagi menjadi 3 sesi, ini sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerumunan di sekolah.
“Kemudian kami juga mengatur kedatangan mereka melalui 3 rute gerbang masuk dan keluar sehingga tidak terjadi penumpukan. Serta memastikan anak yang dalam kondisi kurang fit tidak perlu melakukan PTM di sekolah,” pungkasnya. ***
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jl. Jend. Achmad Yani No.239, Kota Bandung, 40113
email : disdik.bdg@gmail.com / website : disdik.bandung.go.id / IG : @disdikbdg
Bandung – Selain ruang belajar mengajar, prasarana untuk ibadah pun diperluakan di sekolah salah satunya pembangunan Masjid di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran, Rabu (5/1/2022). Ini untuk mewujudkan visi Kota Bandung yakni Bandung Agamis.
Acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Ikhlas, SDN O16 Dr Cipto Pajajaran dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar.
Ia mengapresiasi pembangunan masjid sekolah tersebut, karena yang harus dikejar tidak hanya secara duniawi tapi juga secara akhirat. Dengan harapan masjid ini bermanfaat dan dapat meningkatkan spiritual warga sekolah.
“Semoga pembangunan ini senantiasa diberikan kelancaran, serta kemudahan,” kata Hikmat di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran Bandung, Rabu (5/1/2022).
Seperti dilansir dalam Hadist “Barangsiapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).
Kadisdik menyebutkan membuat suatu kebaikan dalam melaksanakan amal ma’ruf salah satunya yaitu membangun masjid dengan niat yang ikhlas dan yang paling utama yaitu amanah.
Membuat kebaikan sekecil apapun, akan menghadirkan juga kebaikan, dan Jadikanlah hati yang bersih sebagai Panglima dalam kehidupan, serta ketika kita bertawakal, maka semua perjalanan kehidupan akan diberikan kenyamanan.
“Ngancikna kahirupan aya dina hate anu bersih,”Tutur Hikmat Ginanjar.
Hikmat berharap SDN 016 Dr Cipto Pajajaran dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lain yang belum mempunyai masjid.
Sementara, Kepala Sekolah SDN 016 Dr Cipto Pajajaran, Ineu Rohaeni mengatakan dari sebuah tekad dan niat yang kuat untuk mewujudkan sarana prasarana ibadah sesuai dengan visi Pemerintah Kota Bandung. Pembangunan masjid ini dilakukan dari hasil waqaf, infaq dan sedekah dari muslimin dan muslimat.
“Semoga pembangunan ini diberikan kelancaran dan kemudahan dari setelah peletakan batu pertama hingga selesai,” ujar Ineu di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran Bandung, Rabu (5/1/2022). *** (amf/fat/irv)
Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Sebanyak 9 siswa SMPN 49 Bandung menorehkan prestasi di tingkat nasional. Ini adalah pencapaian yang luar biasa atas kontribusi sebagai siswa dengan belajar sungguh-sungguh hingga mendapat prestasi yang membanggakan terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
Untuk menggapai prestasi tentunya tidaklah instan. Butuh proses, perjuangan dan dukungan dari semua pihak mulai dari pemerintah, sekolah, orang tua hingga lingkungan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengapresiasi dan bangga kepada siswa-siswi berprestasi ini. Sungguh kebaikan yang harus diteruskan dan ditularkan kepada seluruh siswa sebagai penyemangat untuk menjadi generasi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negera.
“Bangga dan bahagia dengan bertambahknya prestasi yang ditorehkan oleh anak didik SMPN 49 Bandung. Pandemi bukan alasan untuk berhenti berprestasi. Terima kasih juga kepada Ibu/Bapak guru yang telah membimbing ananda sekalian,” kata Hikmat di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jumat (03/12/2021).
Hikmat berpesan, untuk tidak mudah puas akan pencapaian tersebut. Terus ditingkatkan dan dikembangkan dan jadikan prestasi ini sebagai modal untuk mencapai cita-cita di masa depan.
Selain itu, ia memberikan semangat kepada seluruh siswa di Kota Bandung untuk terus berkontribusi menjadi generasi emas yang memiliki potensi dengan belajar sungguh-sungguh. Tentunya setiap anak memiliki kemampuan masing-masing yang bisa dibanggakan.
“Disdik mengajak kepada seluruh peserta didik di Kota Bandung untuk semangat membuat prestasi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kalian semua anak-anak cerdas, pasti bisa dan wujudkan mulai dari sekarang,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 49 Bandung, Nita Hidawati Kusnadi mengatakan ucapak terima kasih atas dukungan kepada siswa-siswinya. Harapannya prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk siswa yang lain untuk berkontribusi di bidangnya masing-masing.
“Terima kasih, saya harap anak-anak terus disupport agar terus bisa membanggakan orang tua, sekolah dan Kota Bandung,” kata Nita saat melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, Kamis (03/12/2021).
Selain itu, harapannya prestasi tersebut bisa diapresiasi untuk dijadikan peluang penerimaan siswa baru di tingkat lebih tinggi melalui jalur prestasi. Penyemangatnya adalah bahwa pandemi bukan alasan untuk berhenti berprestasi.
Daftar nama siswa berprestasi
– Juara 2 Lomba menulis dan membaca aksara sunda mendapat Tingkat Kota Bandung.
– Medali Perak Tingkat Nasional Olimpiade “Kompetesi Sains Indonesia” yang diselenggarakan oleh POSI.
– Finalis Tingkat Nasional Olimpiade STEM KI HAJAR yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemdikbudristek
*** (fat/irv).
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, maka semua harus memberi edukasi. Ini upaya untuk mempersiapkan generasi muda penerus bangsa menjadi pemimpin yang dibanggakan dan amanah.
Menurunya, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) perlu mengubah pola pikir yakni dari mindset lama dengan terbaru. Pada era global ini, pembelajaran Merdeka Belajar harus mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang siap bersaing di semua sektor, tentu harus dibekali dengan kemampuan kompetensi.
“Tujuan kita yaitu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, maka kita harus mengedukasi mempersiapkan semuanya sehingga anak – anak kita menjadi pemimpin-pemimpin yang di banggakan oleh bangsanya, sayang kepada dirinya, sayang kepada keluarganya, sayang kepada lingkungannya, dan sayang kepada bangsa dan agamanya,” kata Hikmat di Grand Pasundan Bandung, Sabtu (23/10/2021).
Sebagai upaya mewujudkan visi Pendidikan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian Pancasila tidak akan lepas dari peran Kepala Sekolah. Sebab, Kepala Sekolah sebagai agen perubahan dan motor penggerak.
“Sebagai Sekolah Penggerak dengan Kepala Sekolah pilihan, kita ingin merubah paradigma pembelajaran untuk mentransformasi cita-cita di 2045 yaitu Indonesia maju. Hakikatnya saat ini bisa dilihat pada murid-murid yang sekarang sedang dididik, itulah gambarannya,” jelas PMO Pusat P4TK TK PLB Aline Puspasari, Bandung, Sabtu (23/10/2021).
Tentu saja, lanjutnya, Sekolah Penggerak pun diseleksi. Guru Penggerak merupakan agen perubahan dan ke depan calon Kepala Sekolah sebagai salah satu syaratnya mengikuti program guru penggerak.
“Mari bergerak mulai dari diri kita, kemudian sebagai Kepala Sekolah mulai menggerakan semua komponen yang ada di sekolah dan sekolah harus berpihak kepada anak-anak,” ucapnya.
Sementara, Kasi Pelayanan KCD VII Provinsi Jawa Barat, Siti Sadiyah Yungsih menyebutkan bahwa berpikir bukan hanya untuk saat ini melainkan untuk masa depan. Perubahan akan terjadi terus menerus mengikuti zaman.
“Sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak dapat berubah menjadi sekolah penggerak,” ujarnya.
Kegiatan Lokakarya Perdana Program Sekolah Penggerak ini diharapkan dapat membawa banyak energi dalam perjalanan Agen Perubahan di era adaptasi dan transportasi serta menjawab tandangan. *** (amf/fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung — Pemerintah Kota Bandung telah mengeluarkan kebijakan untuk penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) sejak Juni 2021. Semua prosedur dilakukan dengan sangat ketat.
Pelaksanaan PTMT tidak hanya melibatkan Satgas Covid-19 namun juga OPD terkait. Hal ini terlihat bahwa sampai dengan saat ini belum semua sekolah dapat melaksanakan PTMT. Hanya sekolah-sekolah yang sudah lolos verifikasi lapangan dengan hasil layak yang dapat menyelenggarakan tatap muka.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar menjelaskan, sebelum PTMT Tahap 2 pada September lalu dilakukan, Pemerintah Kota Bandung telah menyiapkan berbagai langkah untuk mewujudkan pembelajaran yang mengutamakan keselamatan anak dan kesehatan warga sekolah.
Di antaranya Vaksinasi bagi seluruh PTK, Self Asessment melalui aplikasi, Verifikasi lapangan, Vaksinasi Siswa dan Surveillance melalui Test PCR kepada siswa dan guru dengan sampling sebanyak 10 persen dari sekolah yang sudah melaksanakan PTMT. Serta pengawasan melalui Tim Pengawas Monev penyelenggaraan PTMT secara terus menerus dan berkesinambungan.
“Prioritas kami adalah keselamatan serta kesehatan Siswa dan warga sekolah. Jadi, rangkaian pencegahan dan tindak lanjut penanganan kasus jika ada kejadian biasa maupun luar biasa, sudah kami persiapakan. Termasuk percepatan vaksinasi anak usia 12-17 tahun sudah mencapai dua ratus ribu lebih siswa,” jelas Hikmat di Bandung, Rabu (20/10/2021).
Perlu diketahui, target Pemerintah Pusat dalam upaya Percepatan Vaksinasi anak usia 12-17 tahun adalah sebesar 70 persen. Sementara Kota Bandung telah melebihi target dengan melakukan vaksinasi sebanyak 205.892 siswa atau 80,87 persen melalui Gebyar Vaksinasi Pelajar Kota Bandung.
Selain vaksinasi, Pemerintah Kota Bandung pun menyelenggarakan surveillance atau Pengawasan berupa swab antigen bagi siswa dan guru yang mengikuti PTMT secara acak. Tahap pertama dilakukan pada 105 Sekolah dengan sampling 30 orang siswa dan 3 orang guru per sekolah.
“Kegiatan surveillance ini masih berjalan, dan 15 – 19 Oktober 2021 kami dapatkan 46 orang Positif Covid dan 1.679 Dinyatakan Negatif. Dan ini pun sudah kami tangani sesuai prosedur,” ujarnya.
Ada beberapa ketentuan terkait tindaklanjut surveillance yang harus difahami bersama. Pertama, Jika hasil surveillans terdapat 0-1 persen positif Covid-19, maka PTMT tetap berjalan. Dengan catatan, siswa atau guru yang positif ditindaklanjuti sesuai standar penanganan penderita Covid-19 oleh Puskesmas setempat.
Kedua, jika hasil surveillance 1-5 persen Positif Covid.19, maka selain penanganan penderita Covid-19 sesuai ketentunan, dilakukan juga pelacakan kontak erat, dan test bagi rombongan belajar yang terkait. Lalu PJJ kembali dilakukan di kelas tersebut sampai proses tracing serta perlakuan medis entry test dan exit test tuntas. Sementara kelas lainnya tetap dapat melaksanakan PTMT.
Ketiga, kondisi dimana hasil surveillance menyatakan bahwa lebih dari 5 persen dinyatakan positif, maka akan dilaksanakan tindak lanjut kasus sesuai standar juga pengetesan bagi seluruh anggota sekolah dan PJJ kembali dilakukan bagi satu sekolah sampai proses penyembuhan dan evaluasi dari Tim gabungan Satgas Covid-19 selesai.
Hal tersebut merupakan mitigasi wabah yang disiapkan Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan kelancaran, keamanan serta kualitas layanan PTMT. Sehingga orang tua tidak perlu khawatir namun juga tetap harus meningkatkan kulitas prokes kepada keluarga dan anak-anak utamanya di masa PPKM level 2 ini.
“Jangan sampai lengah, di sekolahnya 2 jam, pulang sekolah karena mall dibuka, cafe dibuka, area rekreasi dibuka, kemudian kita berlomba-lomba, euforia berlebihan, dan datang ketempat yang ramai serta lalai terhadap prokes akhirnya secara tidak sadar terpapar virus,” tuturnya.
Saat ini, lanjutnya, Dinas Pendidikan telah mengantongi data siswa dan guru yang positif Covid-19 hasil surveillance. Untuk penangannya, pasien ditindaklanjuti oleh Dinkes Kota Bandung.
Selain itu, kami pun telah melakukan penguatan kembali kepada Kepala Sekolah beserta jajaran untuk lebih meningkatkan prokes baik di sekolah maupun di rumah. Namun demikian perlu difahami bahwa proses surveillance tahap 1 ini masih berjalan, dengan target total sebanyak 3.498 orang yang harus di swab.
“Kami sangat berharap kepada orang tua siswa untuk terus melaporkan hasil assessment anak setiap hari, termasuk riwayat perjalanannya, sehingga akan memudahkan petugas dalam melakukan tracing dan tentunya jangan memaksakan untuk PTMT jika kondisi tubuh anak kurang fit,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Kota Bandung mulai pelaksanakan PTMT pada 8 September 2021 bagi Satuan Pendidikan kelompok 1 yang telah melakukan tahapan ujicoba sebanyak 330 sekolah dengan kuota peserta belajar sebanyak 50 persen per kelas. Pada 15 September 2021 kelompok 2 mulai PTMT tahapan ujicoba sebanyak 1.667 Satuan Pendidikan dengan kuota peserta 25 persen per kelas.
Sekolah yang diizinkan PTMT, sebelumnya telah menyatakan siap secara aplikasi dilanjut verifikasi kesiapan pelaksanaan tatap muka yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Kewilayahan. Pelaksanaan pun dilakukan secara ketat dengan protokol kesehatan.
Setiap harinya, setiap sekolah diwajibkan untuk melaporkan secara sistem di Simdik Dinas Pendidikan Kota Bandung. Mulai dari jumlah siswa, guru yang hadir, sakit, hingga laporan yang terkonfirmasi Covid-19. Sejauh ini, pelaksanaan PTMT berjalan lancar dengan tetap melakukan PJJ bagi siswa yang belum diizinkan tatap muka oleh orang tuanya. ***
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd
Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jl. Jend. Achmad Yani No.239, Kota Bandung, 40113
Email : disdik.bdg@gmail.com / website : disdik.bandung.go.id
Bandung — Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar telah mengetahui kondisi atap 3 Ruang Kelas pada SDN 015 Kresna. Sejak Juni lalu Kepala Bidang PPSD, Bambang Arianto beserta jajaran telah menyampaikan data lengkap kondisi bangunan, hasil survei dan kajian tim teknis serta rencana tindaklanjut atas ruang kelas tersebut.
“Hasil survei yang dilakukan jajaran kami menyatakan bahwa ruangan tersebut sudah tidak layak untuk dilakukan rehabilitasi, kami sudah membuat langkah-langkah yang harus dilakukan, termasuk telah meminta Kepala Sekolah agar segera membuat surat permohonan penghapusan aset,” Hikmat, Bandung, Jumat (22/20/21)
Sesuai dengan ketentuan, lanjutnya, sambil menunggu surat permohonan penghapusan ruang dan pemutakhiran data kondisi ruang kelas di DAPODIK dari kepala Sekolah. Disdik telah menganggarkan pembangunan Ruang Kelas Baru untuk 3 ruang Kelas di SDN 015 Kresna pada anggaran tahun 2022.
“kami sudah sampaikan kepada Kepala Sekolah, agar ruangan tidak dipakai karena ruangan tersebut tidak bisa direhabilitasi. Jika direhabilitasi bangunan ini tetap berpotensi membahayakan siswa oleh karena itu harus dilakukan pembangunan ruang kelas baru” tambahnya
Dalam pelaksanaan pembangunan ruang kelas baru diperlukan beberapa langkah kerja. Diantaranya penghapusan aset, perencanaan pembangunan, pembuatan DED (Desain Enginering Detail), proses tender, hingga proses pembangunan.
“Proses tersebut tidak bisa dilakukan dalam kurun waktu 6 bulan. Maka RKB ini akan dilakukan pada tahun 2022,” ujarnya.
Sebagai informasi Ada 3.556 ruang kelas SD di Kota Bandung yang telah dilakukan kajian. Secara cermat dan matang tim teknis telah menyusun skala prioritas berdasarkan tingkat kerusakan yang ada di lapangan. Hasilnya ada beberapa gedung atau ruang yang harus dilakukan pemeliharaan, rehabilitasi sedang, rehabilitasi ringan, rehabilitasi berat dan juga yang harus dihapuskan untuk dibangun kembali dengan ruang kelas baru.
“Tahun ini ada 18 Ruang kelas Baru yang dibangun dan 179 ruang kelas yang direhabilitasi,” tandasnya. ***
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd.
Disdik.bdg@gmail.com
Bandung — Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra menginformasikan, terdapat 14 Sekolah di Kota Bandung ditugaskan kembali menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Di antaranya 5 SD, 2 SMP, 2 SMA, 4 SMK dan 1 SLB.
Hasil surveillance Tahap 1, per 22 Oktober 2021 terdapat 80 Siswa dan 4 Guru Positif. Sementara 2.511 sample Negatif dan 864 sampel masih menunggu hasil.
“Sesuai dengan ketentuan tindaklanjut surveillance, 14 sekolah tersebut harus kembali melaksanakan PJJ karena jumlah siswa/guru yang terpapar berada pada persentase ≥ 5 persen,” kata Cucu di Bandung, Minggu (24/10/2021).
Dengan data tersebut, sekolah belum dapat diklasifikasikan sebagai kluster penyebaran Covid-19. Saat ini Disdik masih menunggu hasil entry test dan exit test yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung.
“Sebanyak 14 sekolah tersebut telah diinformasikan untuk melaksanakan PJJ mulai 25 Oktober 2021. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Bandung langsung menanganinya dengan pelaksanaan isolasi mandiri, pelacakan kontak erat, karantina mandiri, entry test intervensi PTM, melakukan tes untuk semua anggota rombel, karantina semua anggota rombel, serta pengembalian seluruh Rombel untuk kembali PJJ sampai exit test selesai,” jelasnya.
Menurutnya, walaupun angka jumlah siswa/guru yang terpapar per sekolah terlihat kecil, tetapi pengembalian metode pembelajaran menjadi PJJ. Sebab metode ini merupakan prioritas Disdik dalam menjaga keselamatan serta kesehatan siswa dan warga sekolah.
Selain itu, tidak bisa dipungkiri bahwa pembelajaran tatap muka saat ini sangat diharapkan oleh hampir semua orang tua, maka perlu dukungan dan kerja sama antara orang tua dan guru. Dengan regulasi 2 jam pembelajaran di sekolah harus di dukung dengan 22 jam prokes dan mobilitas anak di luar sekolah.
“Jangan sampai PPKM level 2 di Kota Bandung menjadi euforia yang berlebihan. Ayo tingkatkan terus kualitas prokes, tunda dulu liburan, rekreasi maupun berkunjung ke tempat-tempat yang ramai, karena hal tersebut berpotensi dalam penyebarang virus Covid-19,” tegasnya.
Harapannya yakni semua pihak bersinergi menciptakan suasana positif, kondusif dan lakukan kegitan-kegiatan yang menghibur bersama seluruh anggota keluarga di rumah.
Sebagai informasi, 14 sekolah yang harus kembali melaksanakan PJJ karena sample surveilance di sekolah tersebut terdapat hasil positif Covid-19 dengan jumlah terpapar 2 sampai dengan 5 orang per sekolah, dengan data rincian sebagai berikut :
No. | Sekolah | Negatif | Positif | Jumlah Sasaran Surveilance | Persentase Positif |
1. | SD YAS | 30 | 3 | 33 | 9% |
2. | SDN 065 Cihampelas | 30 | 3 | 33 | 9% |
3. | SD Ibnu Taimiyah | 29 | 4 | 33 | 12% |
4. | SDN 200 Leuwi Panjang | 29 | 4 | 33 | 12% |
5. | SDN 262 Panyileukan | 29 | 4 | 33 | 12% |
6. | SMP Pelita | 31 | 2 | 33 | 6% |
7. | SMPN 30 Bandung | 54 | 5 | 58 | 9% |
8. | SMA Pasundan 2 | 31 | 2 | 33 | 6% |
9. | SMAN 7 Bandung | 41 | 5 | 46 | 11% |
10. | SMKN 12 Bandung | 35 | 2 | 37 | 5% |
11. | SMKN 5 Bandung | 31 | 2 | 33 | 6% |
12. | SMKN 6 Bandung | 30 | 3 | 33 | 9% |
13. | SMK Buana Karya | 29 | 5 | 34 | 12% |
14. | SLB C Sumber Sari | 26 | 3 | 29 | 9% |
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd.
Disdik.bdg@gmail.com
Bandung – Merespons adanya video viral yang melibatkan anak di bawah umur, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung hadir untuk meluruskan permasalahan yang minim informasi. Utamanya bagaimana perkembangan penyelesaian permasalahan yang sebenarnya sudah dilakukan sebelum viralnya video tersebut.
Pemkot Bandung bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pendidikan, aparatur kewilayahan, P2TP2A serta PUSPAGA hadir secara langsung menemui orang tua/wali anak-anak yang terlibat dalam kejadian ini. Perwakilan yang hadir di Kantor kewilayahan daerah Sarijadi telah mendapatkan informasi bagaimana kronologi kejadiannya.
Hasilnya, hal tersebut terjadi hasil akumulasi dari beberapa penyebab dan kejadian. sehingga kedua keluarga menyadari betul bahwa hal ini merupakan kesalahpahaman di antara anak-anak yang usianya memang masih di bawah umur.
Sebelum video ini viral dan tersebar, kedua keluarga sudah menetapkan kesepakatan bersama. Saat ini anak-anak yang terlibat sedang dalam proses pendampingan psikolog profesional. Keluarga menyayangkan atas tersebarnya video tersebut tanpa izin, sehingga mengganggu proses pemulihan psikis anak-anak yang sebelumnya telah direncanakan dengan baik.
Namun demikian, hadirnya Ketua PUSPAGA, Siti Muntamah atau akrab disapa Ummi Oded telah menguatkan orang tua bahwa Pemerintah betul-betul hadir dalam memberikan hak-hak anak dan perlindungan terhadap tumbuh kembangnya.
“Kami menghimbau kepada masyarakat semua untuk menyamakan persepsi bahwa anak adalah anak kita semuanya, yang didalamnya tidak ada diskriminasi kita harus memberikan perlindungan kepada mereka dan yang terpenting selamatkan tumbuh kembang mereka,” kata Ummi Oded di Bandung, Senin (11/10/2021).
Ia menjelaskan, pertma, setiap anak memiliki masa depan yang harus dikembangkan dengan kreatifitas-kreatifitasnya, tentu dengan bantuan masyarakat untuk tetap menghadirkan sebuah lingkungan yang kondusif. Kedua, memberikan dukungan untuk kebutuhan anak-anak agar tumbuh yang sehat, cerdas sekaligus memiliki lingkungan yang baik. Ketiga adalah menyamakan persepsi dan terus membantu dalam tumbuh kembang anak.
“Insya Allah menjadi catatan kita semuanya banyak PR yang harus kita selesaikan. Dan tentu saja pada kesempatan kali ini pun saya ingin mengklarifikasi apa yang disampaikan, yang diviralkan perlu juga kita mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan tentu saja kita akan diuraikan satu persatu,” jelasnya.
Hal yang paling penting adalah konsisten memberikan hak-hak anak dan melindunginya. Agar tidak trauma, tanpa stigma dan tanpa paranoid yang berlebihan. Sebab kejadian tersebut adalah tanggung jawab semua pihak.
“Kota Bandung adalah Kota layak anak dan kita ada didalamnya mari kita ciptakan Kota ini ramah buat seluruh anak-anak,” tegasnya.
Kepala Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Rita Verita mengatakan hal senada bahwa kejadian tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan sebelum viral. Maka masyarakat memiliki andil untuk memenuhi hak-hak anak dan melindunginya dengan memberikan edukasi bukan menyebarluaskan.
“Insya Allah kami semua terutama pihak Pemerintah Kota Bandung berupaya menyelesaikan ini sesuai dengan alur yang memang harus dipenuhi secara baik. Kami mohon tentunya kepada masyarakat semua membantu, agar permasalahan ini tidak lebih luas lagi,” tegasnya.
Saat ini sudah ditangani dengan melibatkan tenaga konselor psikolog yang sudah bersertifikat yang biasa menangani hal seperti ini. Dengan adanya keterlibatan tenaga psikolog professional harapanya anak-anak yang terlibat dapat Kembali pulih.
Sebagai informasi, permasalahan ini bukan muncul hanya karena kesalahan pengiriman stiker namun merupakan akumulasi permasalahan komunikasi selama satu bulan, namun pihak keluarga tidak menginginkan kronologis musibah ini disampaikan kepada publik agar tidak menghambat proses pemulihan psikologis anak-anak.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengaku perihatin atas kejadian tersebut. Selanjutnya Disdik akan terus berkoordinasi dengan DP3A dan PUSPAGA untuk melakukan pendampingan pemulihan anak.
Tentu saja, Dinas Pendidikan berkoordinasi dan memfasilitasi dalam penanganan pemulihan anak-anak melalui Pandawa untuk mencari solusi terbaik. Dengan harapan anak-anak semua pulih dengan dukungan dari semua pihak.
“Kami ada tim Pandawa berkolaborasi dengan PUSPAGA untuk mencari solusi dan jalan keluar. Mari kita doakan saja agar musibah ini cepat selesai sehingga anak-anak bisa beraktivitas seperti sebelumnya,” ujarnya Hikmat, Bandung, Senin (11/10/2021). *** (fat/irv)
Bandung – Paradigma pembelajaran baru di satuan pendidikan bukan hanya mengajar saja, tetapi tugas profesional guru harus bisa menginspirasi para siswa dengan menjadikan model belajar yang menyenangkan. Seperti membuat video pembelajaran yang menarik, guru harus berpikir kritis untuk kemajuan dan kebaikan, serta pandai berkomunikasi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, pembelajaran abad ke-21 menggunakan media pembelajaran teknologi yang canggih. Pembelajaran di era merdeka belajar sekarang menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi guru dan siswa.
“Tugas guru di era merdeka belajar harus bisa mengeksplor, profesional dan proposional pada bidangnya untuk mempersiapkan pembelajaran abad 21,” kata Hikmat saat memberikan In Houses Training di SMPN 31 Bandung, Senin (11/10/2021).
Menurutnya, pembelajaran abad 21, guru dan murid harus bisa menyelesaikan masalah dengan cara berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Sebab, konsep merdeka belajar merevolusi pola pikir sehaingga siswa harus siap bekerja atau merima tantangan baru.
“Jika hal tersebut tercapai maka Profil Pelajar Pancasila akan tercapai dengan harapan bisa merubah dunia (pendidikan),” ucapnya.
Ia menegaskan, bahwa guru di abad 21 harus memiliki kemampuan Critical Thingking & Problem Solving, Creativity & Innovation, Commonication, dan Collaboration. Sehingga jadilah guru yang disenangi oleh murid-murid, maka murid akan selalu mengenang sosok guru tersebut. *** (ars/fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung