Bandung – Pemerintah Kota Bandung melaunching empat gedung sekolah baru tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Empat sekolah di antaranya SMPN 59, SMPN 61, SMPN 65 dan SMPN 66 yang sebelumnya merupakan sekolah filial, Jumat (4/02/2022).
Pembangunan gedung sekolah baru ini sebagai bentuk hadirnya pemerintah mewujudkan pemerataan pendidikan di Kota Bandung. Juga mendukung sistem zonasi pada pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), sehingga seluruh peserta didik dapat bersekolah di lingkungannya masing-masing.
Plt. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengapresiasi Dinas Pendidikan Kota Bandung yang sudah bisa menjawab problem dengan diberlakukannya zonasi terhadap Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bandung. Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung telah memerintahkan untuk pemetaan dan hasilnya untuk tingkat SD tidak ada blankspot hanya masih ada keterbatasan daya tampung. Sementara untuk SMP ada beberapa wilayah yang dinyatakan blankspot atau kurangnya sekolah negeri.
“Akhirnya kita lakukan pemetaan. Hari ini sudah terjawab, mudah-mudahan tidak ada lagi blankspot untuk tingkat SMP, sehingga kita bisa menerapkan sistem zonasi pada PPDB dengan baik,” kata Yana dalam sambutannya di Peresmian Gedung Unit Sekolah Baru di SMPN 66 Bandung, Jumat (4/02/2022).
Menurutnya, tidak boleh ada anak yang usia sekolah yang tidak bersekolah di Kota Bandung di semua tingkatan. Lalu dapat direalisasikan berkat dorongan DPRD Kota Bandung, Dinas Pendidikan dan lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar menjelaskan, sesuai dengan program prioritas sesuai RPJMD dan perjanjian kinerja Kepala Dinas dengan Wali Kota adalah pembangunan unit sekolah baru SMP Negeri yakni meningkatnya aksesbilitas pendidikan.
“Alhamdulillah dari tahun 2019, selama kepemimpinan (alm) Mang Oded dan Kang Yana Dinas Pendidikan telah membuka 18 sekolah filial yang tempatnya berada di beberapa SMP Negeri dan ini menjawab bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat,” ujar Hikmat Ginanjar.
Sebagai informasi, Pada 2018 adanya penerapan sistem zonasi pada PPDB di Kota Bandung. Akhirnya ditemukan titik blankspot atau daerah yang tidak terjangkau oleh SMP Negeri. Dinas Pendidikan dan stakeholder terkait melakukan pengkajian bersama Pemerintah Kota Bandung. Hasil dari kajian tersebut, dibentuk sekolah rintisan yang saat ini berganti istilah menjadi filial.
Pada 2019, ada enam sekolah filial dan jumlahnya terus bertambah hingga kini total 18 sekolah filial yang masih menginduk ke induk (gedung sekolah tergabung). Seluruhnya sudah mendapatkan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) hanya belum memiliki gedung sekolah.
Lalu 2020, Dinas Pendidikan mendapat lahan dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Pertanahan dan Pertanaman (DPKP3), Pemerintah Kota Bandung dan pembagian gedung dari sekolah induk yang cukup luas. Setelah gedung baru diresmikan, dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
Respons dari masyarakat atau orang tua siswa sangat positif. Seluruhnya mendukung dan sangat senang karena sudah memiliki gedung sekolah dan lebih dekat dari rumah. *** (fat/irv)
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jl. Jend. Achmad Yani No.239, Kota Bandung, 40113
email : disdik.bdg@gmail.com / website : disdik.bandung.go.id / IG : @disdikbdg
Bandung – Satuan Pendidikan di Kota Bandung, saat ini tetap menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dan maksimal 100 persen sejak 10 Januari 2022. Kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Dinas Pendidikan Kota Bandung terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Satpol PP, Kewilayahan, dan lainnya untuk mensukseskan PTMT di Kota Bandung. Utamanya protokol kesehatan terus dikampanyekan kepada warga sekolah agar tetap aman dan nyaman selama belajar tatap muka.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Dasar (PPSD) Dinas Pendidikan Kota Bandung, Bambang Ariyanto menjelaskan, PTMT bertahap di Kota Bandung dilaksanakan sesuai regulasi melalui SKB 4 Menteri. Juga terdapat uji kepatuhan secara individu dan institusi di setiap Satuan Pendidikan yang melaksanakan tatap muka.
“Evaluasi PTMT bisa dilihat dari uji kepatuhan individu, kepatuhan institusi, vaksinasi dan surveillance,” kata Bambang usai menjadi narasumber Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Rabu (2/2/2022).
Menurutnya, uji kepatuhan individu meliputi protokol kesehatan 5 M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas). Sementara untuk uji kepatuhan instansi yaitu penerapan protokol kesehatan dan penyediaan sarana prasana di sekolah setiap harinya.
“Satgas Covid-19 di sekolah, mendata kepatuhan seluruh siswa dan warga sekolah mulai dari masuk, aktivitas di sekolah, keluar dari sekolah, kondisi kesehatan dan prokesnya,” ujarnya.
Ia menjelasakan, hasil dari uji kepatuhan tersebut akan muncul presentase apakah sekolah tersebut cukup patuh atau kurang terhadap protokol kesehatan di sekolah. Jika di atas 80 persen maka dibolehkan untuk melanjutkan PTMT di sekolah dengan kapasitas tetap atau bertambah. Namun jika sebaliknya maka akan jadi bahan laporan ke Ketua Satgas Kota Bandung dan bisa saja ada sanksi menurunkan kapasitas siswa yang dibolehkan PTMT.
“Karena itu (uji kepatuhan) menjadi instrumen pengamanan PTMT di sekolah,” ucapnya.
Dinas Pendidikan Kota Bandung mengimbau kepada seluruh warga sekolah untuk saling mengingatkan dan meningkatkan protokol kesehatan. Agar PTMT di Kota Bandung berjalan lancar, aman dan warga sekolahnya tetap sehat. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Memiliki pengalaman belajar yang menyenangkan adalah mimpi semua orang dalam menjalani proses menuntut ilmu. Bukan hanya siswa, para guru dan Kepala Sekolah pun menginginkan hal tersebut.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Nadiem Makarim mengunjungi Kota Bandung, salah satunya melakukan kegiatan peninjauan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SMPN 2 Bandung, Senin (17/1/2022). Mengenakan kaos hitam bertulis Merdeka Belajar dan bertemu dengan para Guru Penggerak Kota Bandung.
Merdeka di sini memikiki makna bukan sekedar kebebasan melainkan kemampuan, keberdayaan untuk mencapai kebahagiaan dalam proses belajar. Dalam satu diskusi, salah satu guru penggerak mengajukan pertanyaan terkait format baku rapor untuk pelaporan siswa.
Menurutnya, karena pihak Kemendikbudristek harus monitoring program sehingga harus ada standarisasi rapor. Apakah rapor yang ditunjukan kepada murid-murid dan orang tua itu boleh diubah, menggunakan kreativitas serta bahasa sendiri?
“Itu silakan, itu bagian dari merdeka belajar agar inisiatif sendiri untuk bisa membuat rapor itu bukan hanya guna atau dampak paling kecil dari rapor adalah untuk meranking suatu murid. Yang terpenting dari rapor adalah itu anak mengerti apa yang harus dilakukan menjadi lebih baik. Namun laporan ke kita tetap harus standar,” kata Nadiem Makarim di SMPN 2 Bandung, Senin (17/1/2022)
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, konsep merdeka belajar itu bagaimana sekolah menjadi pengalaman yang menyenangkan baik bagi Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, warga sekolah dan tentunya para peserta didik.
“Saya kira inilah yang menjadi semangat kita semua, inilah harapan bangsa Indonesia di lapangan. di Bandung karena kita mempunyai Pendidikan karakter Bandung Masagi (pendidikan karakter),” ujarnya.
Selain itu, Hikmat pun berharap bahwa ke depan sekolah Kota Bandung bisa melahirkan lebih banyak lagi Sekolah Penggerak. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka Terbatas (PTMT) di SMPN 2 Bandung, Senin (17/1/2022). Para guru dan siswa begitu antusias dan bahagia menyambut kedatangannya.
Tiba di sekolah, Nadiem menuju ke ruang kelas yang sedang melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM). Ia menyapa para siswa dan mengizinkan untuk menyampaikan pertanyaan. Salah satu pertanyaannya adalah terkait pengalaman Mendikbudristek selama menuntut ilmu di bangku kuliah bahwa agar bisa berkembang maka perlu bergaul dengan yang bisa memberikan dampak positif.
“Selalu bergaul dengan orang yang jagoan (hebat) yang punya motivasi (untuk terus berkembang). Intinya cari orang-orang yang lebih jago dari kalian,” kata Nadiem di SMPN 2 Bandung, Senin (17/1/2022).
Selain itu, Mendikburistek pun mengingatkan kepada seluruh siswa untuk selalu menjaga protokol kesehatan. Dengan harapan tatap muka bisa berjalan dengan baik dan warganya sehat.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar turut mendampingi kunjungan dari Mendikbudristek bersama Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung, Erni Kustiani. Hikmat menjelaskan pelaksanaan PTMT di Kota Bandung sudah sesuai regulasi kebijakan SKB 4 Menteri. Pada semester ganjil pun Kota Bandung sudah melaksanakan PTMT dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Pelaksanaan PTM terbatas ini, tentunya kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Satgas Covid, Kewilayahan, Satpol PP dan lainnya,” kata Hikmat.
Sebagai informasi, saat ini Kota Bandung sedang menerapkan PTM 100 persen di 330 Satuan Pendidikan. Sementara sebanyak 1.677 sekolah diizinkan untuk tatap muka 75 persen dan 632 sekolah melaksanakan PTMT 50 persen.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Bandung, Erni Kusniati menjelaskan bahwa sekolahnya telah melaksanakan PTM 100 persen dengan total 1.036 siswa dan 48 guru. Ketika masuk ke area sekolah, seluruhnya diwajibkan untuk mengecek suhu tubuh dan mencuci tangan di wastafel yang telah disediakan di dekat gerbang masuk.
“Setiap pagi ada petugas untuk memantau protokol kesehatan di sekolah. Di sini hanya ada satu sift dengan rombel sebanyak 31 (kelas) dan tentu saja kantin belum buka sehingga mereka diimbau untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah,” ujar Erni.
Setelah melakukan peninjauan PTM, Mendikbudristek beserta rombongan menggelar diskusi bersama para Guru Penggerak di Kota Bandung. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Setelah ada kebijakan SKB 4 Menteri terbaru yang dikeluarkan pada Desember 2021 lalu, disebutkan seluruh siswa wajib mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di 2022. Namun masih ada orang tua yang merasa khawatir dan ragu mengizinkan buah hatinya PTM 100 persen di sekolah.
Padahal secara epidemoligi, Kota Bandung dapat melakukan PTM 100 persen. Sebab, vaksinasi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) sudah di atas 80 persen, vaksinasi lansia di atas 50 persen, pelajar usia 12-17 di atas 90 persen dan usia 6-11 tahun sedang dilakukan.
“Jadi kalau PTM di Kota Bandung ini sudah memenuhi syarat, dapat dilakukan 100 persen sebetulnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung di Bandung, Selasa (11/1/2022) lalu.
Ia menjelaskan bahwa, orang tua tidak perlu khawatir mengizinkan ananda untuk mendapat vaksinasi dan ikut tatap muka di sekolah. Karena vaksinasi ini merupakan salah satu upaya untuk menangani pandemi Covid-19.
Selain itu juga sekolah sudah siap dalam segala hal, mulai dari SDM, sarana dan prasarana serta koordinasi dengan semua pihak yang terlibat. Yang perlu diperhatikan, pertama terkait protokol kesehatan harus disiplin secara individu melalui penerapan 5 M. Di antaranya memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Kedua, tentu saja jajaran Dinas Kesehatan akan melaksanakan tracing atau pelacakan, treatmen dan testing. Ketiga, vaksinasi bagi seluruh masyarakat sesuai dengan tahapan.
“Jadi mari kita saling menjaga dan atasi pandemi. Jangan takut, jangan panik, tapi waspada,” tegasnya.
Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan imunitas masyarakat. Jika ada keraguan terkait vaksinasi bisa melakukan konsultasi dengan Dokter, Puskesmas terdekat atau Dinas Kesehatan Kota Bandung. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Hari pertama masuk sekolah setelah libur semester satu tahun ajaran 2021/2022, ada rasa bahagia yang berbeda dari sebelumnya. Kerinduan bertemu dengan Kepala Sekolah, Ibu Bapak guru dan teman-teman terbayarkan dengan diizinkannya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) maksimal 100 persen di Kota Bandung pada Senin, (10/1/2022).
Sesuai regulasi SKB 4 Menteri terbaru terkait pelaksanaan PTMT, bahwa Pemerintah Daerah diperbolehkan untuk menggelar sekolah tatap muka maksimal 100 persen. Termasuk di Kota Bandung yang sudah menerapkan PTMT maksimal di 330 Satuan Pendidikan.
Para siswa begitu antusias datang ke sekolah sesuai dengan jadwal sesi rombongan belajar (rombel) di sekolah. Tiba di gerbang sekolah, petugas menyapa dan mengarahkan siswa untuk melakukan skrining terlebih dahulu. Mulai dari cek suhu tubuh, mencuci tangan dan langsung diarahkan untuk ke kelasnya masing-masing dengan tetap menjaga jarak dengan siswa lainnya.
Mohammad Miftah Raazzaq Airenanta, siswa SMPN 43 Bandung mengatakan sangat senang bisa kembali belajar ke sekolah secara penuh di kelas. Sehingga bisa bertemu dan belajar bersama kembali.
“Senang banget bisa ketemu teman-teman, apalagi kan udah lama nggak ketemu. Kalaupun ketemu sebentar tapi hari ini full teman sekelas. Senang juga bisa ketemu guru-guru,” kata Miftah di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Hal senanda pun diungkapkan Rafie Rabbani Ferdiansyah, siswa SMPN 43 Bandung. Setelah dua tahun akhirnya di hari pertama sekolah 2022 bisa bertemu guru dan teman-teman secara full. PTMT 100 persen ini bisa penyemangat untuk lebih giat lagi belajar.
“Sekolah tatap muka 100 persen ini, bisa bikin kita kembali bersemangat lagi untuk belajar bersama teman – teman,” ungkap Rafie.
Selain rasa syukur dan bahagia karena bisa kembali ke sekolah, Nadia Yanuar Eka Putri yang juga siswa SMPN 43 Bandung mengingatkan kepada seluruh teman-temannya untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Ini sebagai pembiasaan yang baik agar PTMT berjalan dengan lancar dan nyaman.
“Semoga semuanya berjalan lancar, tidak ada halangan. Tetap patuhi protokol kesehatan ya teman-teman,” ucap Nadin.
Agar PTMT di Kota Bandung berjalan dengan lancar dengan harapan bisa terus dilaksanakan secara maksimal di seluruh Satuan Pendidikan tentu perlu didukung oleh semua pihak. Selain pemerintah daerah, orang tua pun sangat berperan untuk mengsukseskan teruma terkait perizinan Ananda untuk kembali ke sekolah.
Titiek Isbandiah selaku guru sekaligus Kesiswaan di SMPN 43 Bandung mengatakan, para guru pun sama, begitu senang bisa Kembali ke sekolah secara maksimal. Para guru bisa melihat antusiasme dengan keunikan karakter setiap siswa.
“Pada saat saya masuk kelas anak-anak menyambut Bahagia. Kita pun bisa Kembali mendidik para siswa secara langsung dan semangat untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Titiek.
Dinas Pendidikan Kota Bandung mengimbau kepada seluruh Kepala Sekolah, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, orang tua siswa serta siswa untuk tidak kendor protokol kesehatan di manapun. Ini merupakan tanggung jawab bersama, dengan harapan seluruh Satuan Pendidikan di Kota Bandung bisa segera dilaksanakan secara maksimal. *** (fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Sebanyak 2.639 Satuan Pendidikan di Kota Bandung mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT). Pada hari pertama masuk sekolah semester genap tahun ajaran 2021/2022 berjalan lancar dan mentaati protokol kesehatan, Senin (10/1/2022).
Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan pemantauan di beberapa sekolah untuk memastikan kegiatan PTMT ini berjalan sesuai dengan pedoman. Yakni mulai dari kedatangan siswa, di ruang kelas dan pulang sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar melakukan pemantauan PTMT di SMP Negeri 43 Bandung. Ia bersyukur bahwa seluruh warga sekolah sudah mengikuti protokol kesehatan.
“Secara keseluruhan PTMT berjalan dengan baik, diawali dengan kedatangan anak-anak masuk, dilakukan pemeriksaan oleh tim Satgas lalu diarahkan ke ruangan kelas,” kata Hikmat di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Hikmat pun mengapresiasi kepada seluruh Satuan Pendidikan yang melaksanakan PTMT, mudah-mudahan kegiatan pembelajaran ini efektif dan efisien sehingga menghasilkan pembelajaran yang maksimal atau optimal,” jelasnya.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra menjelaskan bahwa PTMT di Kota Bandung semester genap tahun ajaran 2021/2022 dibagi menjadi beberapa kelompok. Di mana kelompok 1 sebanyak 330 sekolah diizinkan untuk PTMT maksimal 100 persen. Sementara Kelompok 2 yakni 1.677 sekolah diizinkan kuota maksimal 75 persen.
“Untuk kelompok 3 sebanyak 632 sekolah diizinkan PTMT dengan kapasitas maksimal 50 persen, dan bagi sekolah yang belum PTMT akan segera dilakukan verifikasi lapangan agar bisa ikut melaksanakan sekolah tatap muka,” jelas Cucu di SMPN 43 Bandung, Senin (10/1/2022).
Menurutnya, Dinas Pendidikan Kota Bandung akan terus memantau seluruh Satuan Pendidikan dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Kewilayahan, Satpol PP dan lainnya agar PTMT berjalan lancar dan aman. Selain itu, surveillance pun akan terus dilaksanakan untuk mengetahui kondisi di lapangan.
“Apabila nanti ditemukan dari hasil surveillance di bawah 5 persen, maka 5×24 jam satuan Pendidikan itu akan menghentikan pelaksanaan PTMT. Jika di atas 5 persen maka satuan Pendidikan akan menghentikan 14×24 jam,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 43 Bandung, Khaerawati mengungkapkan rasa syukur karena bisa melaksanakan PTMT secara maskimal 100 persen. Namun, pihaknya pun tetap waspada dan berhati-hati untuk tetap meningkatkan protokol kesehatan agar tatap muka berjalan dengan baik.
Ia menjelaskan, sebelum pelaksanaan PTMT 100 persen, pihaknya memastikan para guru dan siswa hadir ke sekolah dalam kondisi sehat serta mematuhi protokol kesehatan mulai dari kedatangan, di ruang kelas hingga pulang sekolah. Kegiatan belajar mengajar (KBM) pun dibagi menjadi 3 sesi, ini sebagai langkah antisipasi untuk menghindari kerumunan di sekolah.
“Kemudian kami juga mengatur kedatangan mereka melalui 3 rute gerbang masuk dan keluar sehingga tidak terjadi penumpukan. Serta memastikan anak yang dalam kondisi kurang fit tidak perlu melakukan PTM di sekolah,” pungkasnya. ***
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung
Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung Jl. Jend. Achmad Yani No.239, Kota Bandung, 40113
email : disdik.bdg@gmail.com / website : disdik.bandung.go.id / IG : @disdikbdg
Bandung – Selain ruang belajar mengajar, prasarana untuk ibadah pun diperluakan di sekolah salah satunya pembangunan Masjid di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran, Rabu (5/1/2022). Ini untuk mewujudkan visi Kota Bandung yakni Bandung Agamis.
Acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al Ikhlas, SDN O16 Dr Cipto Pajajaran dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar.
Ia mengapresiasi pembangunan masjid sekolah tersebut, karena yang harus dikejar tidak hanya secara duniawi tapi juga secara akhirat. Dengan harapan masjid ini bermanfaat dan dapat meningkatkan spiritual warga sekolah.
“Semoga pembangunan ini senantiasa diberikan kelancaran, serta kemudahan,” kata Hikmat di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran Bandung, Rabu (5/1/2022).
Seperti dilansir dalam Hadist “Barangsiapa yang membangunkan sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).
Kadisdik menyebutkan membuat suatu kebaikan dalam melaksanakan amal ma’ruf salah satunya yaitu membangun masjid dengan niat yang ikhlas dan yang paling utama yaitu amanah.
Membuat kebaikan sekecil apapun, akan menghadirkan juga kebaikan, dan Jadikanlah hati yang bersih sebagai Panglima dalam kehidupan, serta ketika kita bertawakal, maka semua perjalanan kehidupan akan diberikan kenyamanan.
“Ngancikna kahirupan aya dina hate anu bersih,”Tutur Hikmat Ginanjar.
Hikmat berharap SDN 016 Dr Cipto Pajajaran dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah yang lain yang belum mempunyai masjid.
Sementara, Kepala Sekolah SDN 016 Dr Cipto Pajajaran, Ineu Rohaeni mengatakan dari sebuah tekad dan niat yang kuat untuk mewujudkan sarana prasarana ibadah sesuai dengan visi Pemerintah Kota Bandung. Pembangunan masjid ini dilakukan dari hasil waqaf, infaq dan sedekah dari muslimin dan muslimat.
“Semoga pembangunan ini diberikan kelancaran dan kemudahan dari setelah peletakan batu pertama hingga selesai,” ujar Ineu di SDN 016 Dr. Cipto Pajajaran Bandung, Rabu (5/1/2022). *** (amf/fat/irv)
Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Sebanyak 9 siswa SMPN 49 Bandung menorehkan prestasi di tingkat nasional. Ini adalah pencapaian yang luar biasa atas kontribusi sebagai siswa dengan belajar sungguh-sungguh hingga mendapat prestasi yang membanggakan terlebih di masa pandemi Covid-19 ini.
Untuk menggapai prestasi tentunya tidaklah instan. Butuh proses, perjuangan dan dukungan dari semua pihak mulai dari pemerintah, sekolah, orang tua hingga lingkungan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengapresiasi dan bangga kepada siswa-siswi berprestasi ini. Sungguh kebaikan yang harus diteruskan dan ditularkan kepada seluruh siswa sebagai penyemangat untuk menjadi generasi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negera.
“Bangga dan bahagia dengan bertambahknya prestasi yang ditorehkan oleh anak didik SMPN 49 Bandung. Pandemi bukan alasan untuk berhenti berprestasi. Terima kasih juga kepada Ibu/Bapak guru yang telah membimbing ananda sekalian,” kata Hikmat di Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jumat (03/12/2021).
Hikmat berpesan, untuk tidak mudah puas akan pencapaian tersebut. Terus ditingkatkan dan dikembangkan dan jadikan prestasi ini sebagai modal untuk mencapai cita-cita di masa depan.
Selain itu, ia memberikan semangat kepada seluruh siswa di Kota Bandung untuk terus berkontribusi menjadi generasi emas yang memiliki potensi dengan belajar sungguh-sungguh. Tentunya setiap anak memiliki kemampuan masing-masing yang bisa dibanggakan.
“Disdik mengajak kepada seluruh peserta didik di Kota Bandung untuk semangat membuat prestasi sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Kalian semua anak-anak cerdas, pasti bisa dan wujudkan mulai dari sekarang,” ujarnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 49 Bandung, Nita Hidawati Kusnadi mengatakan ucapak terima kasih atas dukungan kepada siswa-siswinya. Harapannya prestasi ini bisa menjadi motivasi untuk siswa yang lain untuk berkontribusi di bidangnya masing-masing.
“Terima kasih, saya harap anak-anak terus disupport agar terus bisa membanggakan orang tua, sekolah dan Kota Bandung,” kata Nita saat melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Kota Bandung, Kamis (03/12/2021).
Selain itu, harapannya prestasi tersebut bisa diapresiasi untuk dijadikan peluang penerimaan siswa baru di tingkat lebih tinggi melalui jalur prestasi. Penyemangatnya adalah bahwa pandemi bukan alasan untuk berhenti berprestasi.
Daftar nama siswa berprestasi
– Juara 2 Lomba menulis dan membaca aksara sunda mendapat Tingkat Kota Bandung.
– Medali Perak Tingkat Nasional Olimpiade “Kompetesi Sains Indonesia” yang diselenggarakan oleh POSI.
– Finalis Tingkat Nasional Olimpiade STEM KI HAJAR yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemdikbudristek
*** (fat/irv).
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung
Bandung – Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan, untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, maka semua harus memberi edukasi. Ini upaya untuk mempersiapkan generasi muda penerus bangsa menjadi pemimpin yang dibanggakan dan amanah.
Menurunya, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) perlu mengubah pola pikir yakni dari mindset lama dengan terbaru. Pada era global ini, pembelajaran Merdeka Belajar harus mempersiapkan peserta didik menjadi generasi yang siap bersaing di semua sektor, tentu harus dibekali dengan kemampuan kompetensi.
“Tujuan kita yaitu mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, maka kita harus mengedukasi mempersiapkan semuanya sehingga anak – anak kita menjadi pemimpin-pemimpin yang di banggakan oleh bangsanya, sayang kepada dirinya, sayang kepada keluarganya, sayang kepada lingkungannya, dan sayang kepada bangsa dan agamanya,” kata Hikmat di Grand Pasundan Bandung, Sabtu (23/10/2021).
Sebagai upaya mewujudkan visi Pendidikan Indonesia yang maju, berdaulat, mandiri dan berkepribadian Pancasila tidak akan lepas dari peran Kepala Sekolah. Sebab, Kepala Sekolah sebagai agen perubahan dan motor penggerak.
“Sebagai Sekolah Penggerak dengan Kepala Sekolah pilihan, kita ingin merubah paradigma pembelajaran untuk mentransformasi cita-cita di 2045 yaitu Indonesia maju. Hakikatnya saat ini bisa dilihat pada murid-murid yang sekarang sedang dididik, itulah gambarannya,” jelas PMO Pusat P4TK TK PLB Aline Puspasari, Bandung, Sabtu (23/10/2021).
Tentu saja, lanjutnya, Sekolah Penggerak pun diseleksi. Guru Penggerak merupakan agen perubahan dan ke depan calon Kepala Sekolah sebagai salah satu syaratnya mengikuti program guru penggerak.
“Mari bergerak mulai dari diri kita, kemudian sebagai Kepala Sekolah mulai menggerakan semua komponen yang ada di sekolah dan sekolah harus berpihak kepada anak-anak,” ucapnya.
Sementara, Kasi Pelayanan KCD VII Provinsi Jawa Barat, Siti Sadiyah Yungsih menyebutkan bahwa berpikir bukan hanya untuk saat ini melainkan untuk masa depan. Perubahan akan terjadi terus menerus mengikuti zaman.
“Sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak dapat berubah menjadi sekolah penggerak,” ujarnya.
Kegiatan Lokakarya Perdana Program Sekolah Penggerak ini diharapkan dapat membawa banyak energi dalam perjalanan Agen Perubahan di era adaptasi dan transportasi serta menjawab tandangan. *** (amf/fat/irv)
Tim Humas Dinas Pendidikan Kota Bandung